Baturaja (ANTARA Sumsel) - Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan menyatakan sulit mengajak masyarakat mengurangi konsumsi nasi menggantinya dengan bahan makanan lainnya yang juga bergizi seimbang dan aman.
Sulit merubah pola masyarakat untuk hidup sehat yakni tidak berlebihan mengkonsumsi nasi sebagai satu-satunya makanan pokok sehari-hari, karena sudah menjadi hal tak terpisahkan khususnya di Ogan Komering Ulu (OKU)," kata Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) OKU, Takwin, di Baturaja, Senin.
Memang kata dia, mengkonsumsi nasi bagi masyarakat OKU merupakan sesuatu yang wajib sebagai makanan pokok, jika tidak maka dianggap belum makan.
Ia mengatakan, mengurangi konsumsi nasi banyak manfaatnya, dan jika terlalu banyak bisa berakibat buruk bagi kesehatan tubuh manusia.
Meski perannya sebagai makanan pokok, makan nasi bisa meningkatkan resiko diabetes, obesitas dan gangguan kesehatan lainnya, karena kandungan karbohidrat dalam nasi memang lebih banyak dibandingkan dengan gandum, jagung dan sejenisnya.
Namun kata dia, karbohidrat dalam nasi merupakan karbohidrat sederhana, sehingga tenaga yang didapat setelah mengkonsumsi nasi tidak akan bertahan lama dan dapat menyebabkan tubuh lemah kembali.
"Hal ini menyebabkan tubuh menjadi lebih bertenaga setelah mengkonsumsi nasi. Mengkonsumsi nasi yang banyak tidaklah masalah jika diiringi dengan aktivitas juga banyak," katanya.
Namun, jika aktivitas minim karbohidrat yang tersisa dan tak terbakar oleh tubuh justru akan membahayakan kesehatan.
Konsumsi karbohidrat dan aktivitas tubuh yang tak seimbang akan menyebabkan sisa-sia karbohidrat menumpuk dalam tubuh, efeknya tubuh menjadi gemuk dan memicu penyakit jantung, hipertensi hingga kanker.
Karbohidrat merupakan zat gula, hal ini dibuktikan setelah mengkonsumsi nasi, rasa ngantuk akan muncul berasal dari kadar gula darah yang meningkat dalam tubuh. Nasi sangat cepat menaikkan kandungan zat gula dalam darah.
Hal ini dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, dibandingkan dengan magnesium (pencegah diabetes), kandungan zat gula dalam nasi jelas lebih tinggi. Jika diabetes melitus sudah menggerogoti tubuh, organ lain pun akan terkena imbasnya seperti jantung, ginjal dan saluran pencernaan.
"Cukup banyak penggantinya misalkan jagung gandum, seperti di daerah timur," katanya.
Berita Terkait
Museum Batik di Jakarta, ini koleksinya
Sabtu, 13 April 2024 8:01 Wib
BPN OKU distribusikan 95 persil sertifikat redistribusi tanah
Senin, 8 April 2024 16:05 Wib
Balai Karantina Sumsel menggelar operasi patuh lalu lintas hewan
Rabu, 27 Maret 2024 19:18 Wib
Badan Karantina Sumsel inspeksi instalasi eksportir ikan hias
Sabtu, 23 Maret 2024 18:10 Wib
OKU Timur termasuk daerah sukses tekan angka kemiskinan ekstrem
Jumat, 15 Maret 2024 21:25 Wib
Sebelas cara menghindari obesitas dan jaga berat badan
Kamis, 14 Maret 2024 11:37 Wib
Bulan puasa berat badan naik, ini penyebabnya
Kamis, 14 Maret 2024 10:58 Wib
Bukit Asam cetak laba bersih Rp6,1 triliun selama 2023
Jumat, 8 Maret 2024 14:56 Wib