Palembang (ANTARA Sumsel) - Pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Provinsi Sumatera Selatan mengingatkan anggotanya untuk siaga dalam upaya pencegahaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2016.
Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Sumatera Selatan Harry Hartanto di Palembang, Rabu, mengatakan bahwa imbauan ini terkait dengan kondisi cuaca yang akan memasuki musim kemarau pada Agustus mendatang.
"Sebenarnya imbauan sudah gencar dilakukan sejak awal tahun, seperti mengingatkan agar perusahaan melengkapi berbagai sarana dan prasarana pencegahan kebakaran. Tapi, sejak Juli ini semakin digencarkan karena untuk beberapa lokasi mulai tidak hujan," kata Harry.
Ia menjamin bahwa para anggota Gapki sangat serius dalam upaya pencegahan ini dengan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan pemerintah.
"Semisal harus memiliki regu pemadam kebakaran, mesin pompa, pembuatan kanal, dan lainnya. Ini semua sudah dilakukan," kata Harry.
Bagi pengusaha, pencegahaan kebakaran lahan ini sangat penting karena berhubungan dengan target produksi mengingat jika tanaman sawit terpapar asap maka akan menghasilan sedikit minyak.
Ia menambahkan bahwa pada 2016 ini dipastikan terjadi penurunan produksi karena di Sumsel terjadi kebakaran hutan dan lahan hebat yang terjadi pada 700 ribu hektare.
"Terjadi penurunan produksi sekitar 30-50 persen, tapi khusus untuk produksi wilayah Sumsel diperkirakan masih bisa menyentuh 3,2 juta ton pada 2016 ini karena dibantu oleh produksi perkebunan rakyat dan adanya kebun-kebun baru," kata Harry.
Sementara ini, jumlah titik panas (hotspot) di Sumatera Selatan jauh berkurang selama Juni hingga Juli 2016 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu berkat upaya dini dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) secara menyeluruh dengan melibatkan seluruh instansi terkait.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Sumsel diketahui bahwa jumlah hotspot terhitung tanggal 1-10 Juli 2016 hanya berjumlah 33 titik atau menurun drastis jika dibandingkan periode yang sama pada 2015 yang mencatat 203 titik.
Sedangkan hotspot selama Juni 2016 hanya berjumlah 76 atau menurun tajam dibandingkan bulan yang sama tahun 2015 yang mencapai 229 titik.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin telah menetapkan status siaga darurat bencana asap sejak akhir Maret 2016.
Sumatera Selatan menarik perhatian dunia pada saat peristiwa karhutla pada 2015 karena terdapat 736.563 hektare lahan yang terbakar dan 74 persennya berada di dalam area konsesi perkebunan HTI.
Berita Terkait
BPDPKS latih ratusan petani sawit di Sumsel tingkatkan hasil panen
Rabu, 24 April 2024 22:26 Wib
Ratusan pengajar utama di Sumsel bimtek revitalisasi bahasa daerah
Rabu, 24 April 2024 19:20 Wib
Kemenkumham Sumsel menjadikan HBP momentum peningkatan kualitas lapas
Rabu, 24 April 2024 16:50 Wib
Ubur-ubur dari perairan Sumsel diminati Tiongkok
Rabu, 24 April 2024 16:36 Wib
Telkomsel kampanyekan "Jejak Kebaikan" ajak pelanggan jaga kelestarian bumi
Rabu, 24 April 2024 16:33 Wib
Polda Sumsel periksa oknum debt collector viral kasus penembakan
Rabu, 24 April 2024 15:40 Wib
Gubernur Sumsel: Pemda dapat gunakan dana BTT jika kondisi darurat
Rabu, 24 April 2024 14:52 Wib
Masa panen pendek tantangan Bulog Sumsel dalam penyerapan beras 2024
Rabu, 24 April 2024 14:09 Wib