BKPM: Industri pengolahan pertanian potensial dikembangkan di Sumatera

id bkpm, badan koordinasi penanaman modal, hilirisasi pertanian, Regional Investment Forum, sumatera selatan, pertanian, pengolahan

BKPM: Industri pengolahan pertanian potensial dikembangkan di Sumatera

Badan Koordinasi Penanaman Modal (Antarasumsel.com/Grafis/Aw)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong peluang investasi di sektor industri pengolahan sumber daya alam seperti hilirisasi pertanian dan perkebunan di wilayah Sumatera.

Dalam kegiatan Regional Investment Forum (RIF) di Palembang, Selasa, Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan dua industri itu potensial dikembangkan di Sumatera yang wilayahnya kaya akan sumber daya alam.

"Sebagai wilayah yang kaya dengan sumber daya alam dan berada di lokasi strategis di Samudra Hindia, kedua industri tersebut merupakan peluang investasi yang didorong untuk wilayah Sumatera," katanya.

Azhar mengemukakan pemerataan pembangunan penanaman modal didorong ke luar Pulau Jawa, khususnya industri pengolahan yang berbasis sumber daya alam seperti hilirisasi pertanian dan perkebunan seperti hilirisasi kelapa sawit menjadi obat-obatan (farmasi) atau kosmetika.

Guna menarik minat investor, menurt dia, perlu didukung dengan infrastruktur serta pengembangan kawasan industri maupun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sudah ditetapkan, meliputi KEK Sei Mangke, Kawasan Industri Kuala Tanjung di Sumatera Utara dan KEK Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan.

Selain hal tersebut, saat ini sedang disiapkan pembangunan jalan tol trans Sumatera sepanjang 2.700 kilometer.

Pembangunan jalan tersebut akan mendukung terbentuknya Asian Highway di Sumatera. Jalan tersebut dibangun untuk meningkatkan konektivitas, sehingga diharapkan dapat menjadi tulang punggung di wilayah pertumbuhan.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan pihaknya menargetkan investasi industri skala besar dan bahan bakunya berasal dari wilayah itu untuk bisa masuk.

"Kami juga menargetkan investasi berorientasi ekspor untuk masuk ke Sumsel," katanya.

Ia sebelumnya menyampaikan kesiapan wilayah pimpinannya untuk bersaing menarik investasi dunia.

Alex menuturkan, wilayahnya siap bersaing dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia, juga pada alternatif lokasi investasi lain di luar Indonesia seperti Vietnam, Thailand, Malaysia maupun negara-negara tetangga lainnya yang merupakan pesaing Indonesia.

Menurut dia, Sumatera Selatan khususnya, memiliki sejumlah keunggulan yang dipastikan dapat menarik investasi seperti kekayaan sumber daya alam, kesiapan infrastruktur hingga keamanan yang kondusif.

"Wilayah kami ini ibarat 'showbiz'. Pasalnya, separuh batubara nasional ada di sini. Untuk pertanian, kami punya karet, sawit dan beras yang tahun ini surplus 2,2 juta ton. Belum lagi pasokan energi yang diperkirakan surplus hingga 225 MW dengan adanya PLTU. Gas dari kami pun sudah bisa menerangi Singapura dan Jawa," paparnya.

Dari data BKPM, realisasi investasi Sumatera pada 2015 sebesar Rp84,4 triliun, tumbuh sebesar 19 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp71 triliun.

Sementara pada triwulan I tahun 2016, realisasi investasi Sumatera mencapai Rp33 triliun, naik 63.9 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp21,1 triliun dengan pertumbuhan tertinggi di Sumatera Selatan (385 persen), Sumatera Barat (177 persen) dan Jambi (34 persen).

Merujuk pada potensi investasi kawasan Sumatera yang cukup menjanjikan, maka diharapkan pada 2016 pulau itu mampu menyumbang Rp89,22 triliun, atau 15 persen dari target investasi nasional sebesar Rp594,8 triliun.