Palembang (ANTARA Sumsel) - Warga yang berada di kawasan lahan dan hutan rawan terbakar diharapkan pemerintah turut memantau, responsif dan aktif melaporkan jika terjadi kebakaran.
Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Iriansyah di Palembang, Kamis, mengatakan keaktifan warga ini dibutuhkan karena data titik api (hotspot) yang diterima instansi terkait dari laporan satelit bersifat tidak realtime atau berselisih 12 jam.
"Jika ada laporan warga bahwa ada kebakaran, maka laporan ini dulu yang ditindaklanjuti karena jika melihat data hotspot dari satelit maka sudah terlambat," kata Iriansyah.
Untuk itu, pemerintah mengharapkan desa yang tercatat kawasan hutan dan lahannya rawan terbakar membuat posko secara swadaya sebagai upaya untuk pendekteksian dini kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Soal pencegahan karhutla ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, butuh bantuan dari masyarakat juga, mulai dengan tidak membakar serta melaporkan jika ada kebakaran," kata Iriansyah.
Tak hanya mengingatkan masyarakat, pemerintah daerah juga telah mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan setiap perusahaan perkebunan di Sumatera Selatan mendirikan posko penanganan kebakaran hutan dan lahan yang beroperasi selama 24 jam.
Perintah ini terkait dengan status mudah terbakarnya wilayah Sumatera Selatan yang telah dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak 4 Agustus 2016.
"Kebakaran hutan dan lahan ini tidak mengenal siang atau malam. Jadi, per hari ini, pemerintah provinsi sudah mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan setiap perusahaan memiliki posko karhutla 24 jam," kata Iriansyah.
Terkait pencegahan karhutla ini, BPBD Sumsel menyiagakan dua unit helikopter waterbombing dan pesawat cassa untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (tmc).
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menerbitkan status siaga darurat bencana asap sejak Maret 2016, untuk daerah ini lebih dini dalam upaya pencegahan karhutla.
Kejadian karhutla di Sumsel sempat menarik perhatian dunia karena berujung pada bencana kabut asap yang meluas hingga ke negeri tetangga lantaran terbakarnya 736.563 hektare lahan.
Berita Terkait
Basarnas cari korban tenggelam banjir bandang di Musi Rawas Utara
Rabu, 17 April 2024 15:16 Wib
BPBD Sumsel tangani banjir di Muratara akibatkan 640 warga terdampak
Rabu, 17 April 2024 14:04 Wib
Seorang anak terbakar akibat petasan
Kamis, 11 April 2024 11:08 Wib
BPBD beri paket selimut dan obat korban kebakaran di Palembang
Selasa, 9 April 2024 18:37 Wib
BPBD Sumsel petakan daerah rawan bencana hidrometeorologi saat mudik
Rabu, 3 April 2024 23:55 Wib
Angin kencang Pantai Bidadari OKU Selatan rusak sejumlah fasilitas umum
Rabu, 3 April 2024 12:27 Wib
Korban angin kencang di OKU Selatan peroleh bantuan
Sabtu, 30 Maret 2024 20:45 Wib
Angin kencang Landa OKU Selatan
Kamis, 28 Maret 2024 22:57 Wib