Gapki Sumsel turut sediakan cairan Bios 44

id kebakaran hutan, lahan gambut

Gapki Sumsel turut sediakan cairan Bios 44

Ilustrasi---Foto udara kebakaran hutan lindung sungai selan Kecamatan Sungai Selan. Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung (Foto Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/15/den)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) turut menyediakan cairan Bios 44 seperti yang dilakukan Korem Garuda Dempo untuk mengoptimalkan upaya pencegahan kebakaran di lahan gambut.

Sekretaris Gapki Sumsel Harry Hartanto di Palembang, Jumat, mengatakan, sebanyak 122 anggota Gapki sudah diinformasikan mengenai hal ini dengan harapan dapat direspon positif sehingga upaya juga terlihat dari sisi perusahaan.

"Cairan Bios ini juga ada di sekretariat Gapki, bagi perusahaan yang mau, dipersilakan untuk mengambil saja, tanpa biaya. Atau jika mau banyak, bisa langsung ke Korem," kata Harry.

Ia mengatakan perusahaan diminta untuk gencar menebar cairan ini karena dinilai efektif menjaga lahan gambut untuk tetap basah.

"Kerja sama Gapki dengan Korem juga sudah dilakukan dalam penyediaan mikroorganisme untuk bahan baku Bios 44," kata dia.

Komandan Korem 044/Garuda Dempo Kol Inf Kunto Arief mengatakan bahwa cairan ini sangat mudah dibuat karena menggunakan bahan nabati bersumber dari limbah sawit dengan dicampur sedikit cairan kimia ramah lingkungan.

"Sejauh ini sudah ditebar di sejumlah lahan gambut yang mudah terbakar, terlihat perbedaan mencoloknya karena lahan yang sudah dibom dengan cairan ini sudah berperekat dan tidak dimasukki oksigen," kata dia.

Selama Juli hingga Agustus 2016 ini, personel TNI berkerja meneba cairan Bios di lokasi lahan gambut di Musi Banyuasin, Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir.

Selain menemukan cairan Bios, tim riset TNI ini juga menciptakan busa (foam) penangkap api untuk tindakan pemadaman dan membuat cairan minyak solar dari biji sawit untuk digunakan sebagai sumber energi kendaraan patroli hutan dan lahan.

Sumatera Selatan melakukan rapat koordinasi dengan para pemangku kepentingan meliputi, TNI, Polri, Pemprov, BPBD, BMKG, Dishut, Disbun, dan perusahaan dan asosiasi pengusaha hutan untuk mencegah karhutla 2016.

Daerah ini fokus pada upaya pencegahan setelah sempat menarik perhatian dunia pada saat peristiwa karhutla pada 2015 dengan terbakarnya 736.563 hektare lahan dan 74 persennya berada di dalam area konsesi perkebunan HTI. ***3***

(T.D019/B/B012/B012) 12-08-2016 18:02:42