Bisnis pempek "online" menggeliat di Palembang

id pempek, bisnis pempek online, pt pos

Bisnis pempek "online" menggeliat di Palembang

Wirausaha muda pemilik Pempek Meledos, Dedy Kurniawan. (Foto Antarasumsel.com/16/Dolly Rosana)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Bisnis kuliner khas pempek secara daring (online) semakin menggeliat di Palembang seiring kemajuan teknologi yang memudahkan dalam bertransaksi dan berkirim paket antar.

Choirul Dedy Kurniawan (24), pemilik bisnis online `pempek meledos` di Palembang, Rabu, mengatakan usahanya yang menggunakan media sosial ini sudah eksis sejak dua tahun terakhir.

"Pemesan hampir dari seluruh Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua. Tinggal jualan di facebook dan instagram, pesanan datang dari mana saja," kata dia.

Ia mengatakan kemudahan dalam berkirim barang dan bertransaksi menjadi salah satu penyebab bisnisnya mudah untuk dijalankan.

Selain itu, bahan makanan yang dibuat ini bisa tahan dalam tiga hari karena menggunakan teknologi kedap udara dalam pengemasan.

"Di kota-kota lain saya yakin pasti ada toko pempek, tapi tentunya beda dengan pempek yang dibuat di Palembang," kata dia.

Menurutnya, menyantap pempek memiliki kekhasan tersendiri karena makanan berbahan ikan ini selalu disajikan dengan cuka atau lazin disebut `cuko`. Warga Palembang sering mengatakan dengan istilah `ngirop cuko`.

Cuko terbuat dari air gula merah yang didihkan kemudian diberikan bumbu campuran bawang putih, garam, air asam, dan cabai hijau dengan komposisi yang sesuai.

Ada yang unik terkait cuko ini karena gula merahnya mesti berasal dari Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan jika ingin mendapatkan rasa kelas wahid.

Dedy mengatakan kondisi ini juga yang menyebabkan bisnis online pempek cukup berjaya karena penikmat pempek mengetahui bahwa cuko yang enak harus asli buatan warga Palembang.

"Pempek, mungkin bisa dibuat di daerah lain karena banyak juga daerah yang memiliki sungai tapi untuk `cuko`-nya ini yang sulit. Jika pakai gula merah selain dari Lubuklinggau maka akan terasa beda," kata Dedy, pelaku usaha yang sudah mengirimkan pempek dari Aceh hingga Lombok ini.

Pesatnya bisnis kuliner ini dapat terpatau dari tingginya volume dan kuantitas pengiriman pempek melalui jasa PT Pos Indonesia selama Ramadan ini yakni sudah menembus berat 11 ton terhitung 1-14 Juni 2016.

Kepala Kantor Pos Besar Palembang Rodi Herawan di Palembang, Selasa, mengatakan, pada tahun lalu untuk satu bulan Ramadan hanya menembus 7 ton tapi saat ini baru 10 hari puasa sudah menembus 11 ton.

"Kondisi ini dipengaruhi oleh mulai memasyarakatnya belanja online. Pembeli sudah mau tidak mesti melihat barangnya dulu untuk membeli," kata dia.

Ia mengemukakan untuk merespon tingginya minat konsumen ini PT Pos Indonesia mengoperasikan satu untuk mobil pick up lagi untuk mengambil pesanan ke mitra dagang yakni pedagang UMKM hingga pedagang besar pempek seperti Pico, Beringin, Pak Raden, Candy, Tince dan lainnya.

Pengiriman ini sebagian besar ke kota-kota di Jabodetabek, Bandung, Semarang dan Surabaya.

Bisnis pempek online PT Pos Indonesia bertumbuh pesat hingga tiga kali lipat sejak mulai diluncurkan pada 2012 yakni dari 1-2 ton per bulan menjadi 6-7 ton per bulan pada 2015.

Pencapaian itu lantaran didongkrak peningkatan aktivitas berbelanja daring (online) di masyarakat sehingga bisnis pengiriman kuliner ini telah tumbuh 33 persen jika dibandingkan tahun lalu.