Jangan obati gigitan anjing melalui dukun

id gigitan anjing, anjing, rabies, anjing gila, virus rabies, berobat ke dukun, dokter, suntik, rumah sakit, berobat ke puskesmas

Jangan obati gigitan anjing melalui dukun

Beberapa warga menunggu giliran pemeriksaan dan vaksinasi anjing saat pencanangan Vaksinasi Rabies. (FOTO ANTARA)

Pontianak (ANTARA Sumsel) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengingatkan kepada masyarakat Kalbar agar tidak lagi menyerahkan pengobatan penderita gigitan anjing kepada dukun.

"Sampai saat ini, di tengah dunia digital ini, masih saja ada masyarakat yang menyerahkan pengobatan masyarakat yang terkena gigitan anjing kepada dukun. Ini peringatan keras, jangan lagi percayakan kepada dukun, kalau ada yang terkena gigitan anjing, lakukan tindakan medis," kata Cornelis, saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan peringatan Hari Rabies Sedunia di Pontianak, Rabu.

Dia menegaskan, setiap kepala desa, camat dan tokoh masyarakat wajib untuk mensosialisasikan hal tersebut, agar tidak ada lagi korban meninggal akibat gigitan anjing.

Dirinya juga meminta kepada kepala desa, tokoh masyarakat, camat, dan ketua adat untuk selalu menyampaikan kepada masyarakat untuk bisa melakukan vaksin kepada anjing peliharaannya.

Jika memiliki anjing peliharaan yang belum divaksin, dia meminta masyarakat untuk mengantar anjing tersebut ke puskesmas terdekat yang telah menyediakan Rabies Center untuk divaksin.

"Jika anjing peliharaannya terindikasi terkena rabies, langsung bunuh, jangan sampai menggigit tuannya. Karena kalau sudah tergigit dan terlambat ditolong, dipastikan bisa menyebabkan kematian," tuturnya.

Di tempat yang sama, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mencanangkan Kalimantan Barat Bebas Rabies pada 2020 menilik provinsi tersebut ditetapkan sebagai daerah dengan kejadian luar biasa (KLB) rabies.

"Provinsi Kalbar perlu perhatian serius dengan banyaknya orang terjangkiti rabies akibat digigit hewan yang terinfeksi," kata Nila.

Menurut Menkes, Kalbar merupakan daerah yang memiliki tantangan tinggi terkait penularan rabies karena wilayahnya sangat luas.

Selain itu, Kalbar merupakan daerah yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura yang juga rentan mendapatkan bibit penyakit lain, seperti virus Zika. Dengan begitu, tantangan ancaman kesehatan terbilang tinggi di Kalbar.

Dia mengatakan pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah di Kalbar untuk memerangi penularan rabies.