Trump dalam debat terakhir tunjukkan kemungkinan tolak hasil pemilu

id trump, pemilihan presiden Amerika, calon presiden ameriak, hasil pemilu sementara Amerika

Trump dalam debat terakhir tunjukkan kemungkinan tolak hasil pemilu

Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Antarasumsel.com/Reuters)

Las Vegas (ANTARA Sumsel) - Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump dalam debat terakhir menunjukkan kemungkinan untuk menolak hasil pemilihan presiden  AS pada 8 November jika dia kalah, dan saingannya dari Partai Demokrat Hillary Clinton menyebut hal itu "mengerikan".

Dalam debat presiden ketiga dan yang terakhir, Trump mengatakan ia akan menunggu untuk memutuskan apakah hasil pemilu itu nanti sah atau tidak.

"Saya akan memberitahu Anda pada saatnya nanti, saya akan membuat Anda menunggu," kata Trump. Menanggapi hal itu, Hillary mengatakan dia "terkejut" dengan sikap Trump.

"Mari kita perjelas tentang apa yang dia katakan dan apa artinya: Ia merendahkan, dia berbicara merendahkan demokrasi kita dan saya tentu terkejut bahwa seseorang yang adalah calon presiden untuk satu dari dua partai besar kita akan mengambil posisi seperti itu," ujar Hillary.

Dia mengatakan Trump,seorang mantan bintang "reality show" televisi, di masa lalu juga mengeluhkan bahwa acaranya secara tidak adil tidak mendapat penghargaan Emmy televisi AS.

"Saya memang seharusnya mendapatkan (penghargaan) itu," kata Trump membalas.

Dalam perdebatan sengit yang lebih berpusat pada kebijakan daripada debat-debat sebelumnya, Trump menuduh kampanye Hillary mendalangi serangkaian tuduhan dari para perempuan, yang mengatakan Trump telah melakukan tindakan seksual yang tidak diinginkan.

Trump mengatakan semua cerita itu "benar-benar palsu" dan menunjuk Hillary berada di balik berbagai tuduhan asusila itu. Dia juga menyebut kampanye Hillary "busuk" dan berkata, "Tidak ada yang lebih menghormati perempuan daripada saya, tidak ada".

Hillary mengatakan para perempuan tersebut muncul ke publik setelah Trump mengatakan dalam debat kedua bahwa ia tidak pernah melakukan tindakan seksual yang tidak diinginkan pada perempuan.

Dalam video pada 2005, Trump terekam sedang membual tentang meraba-raba perempuan bertentangan dengan keinginan mereka.

"Donald berpikir bahwa meremehkan perempuan membuatnya lebih besar. Dia mengincar martabat mereka, harga diri merek, dan saya pikir tidak ada seorang wanita di mana pun yang tidak tahu seperti apa rasanya," kata Hillary, wanita pertama yang memenangkan nominasi dari partai politik besar di Amerika Serikat.

Dia juga menyebut kelompok minoritas lainnya yang menurut dia telah difitnah oleh Trump.

"Ini adalah sebuah pola. Sebuah pola perpecahan, dari sebuah visi yang sangat gelap dan dalam banyak hal berbahaya bagi negara kita, di mana ia (Trump) menghasut kekerasan, di mana ia memuji orang-orang yang mendorong dan menarik dan meninju dalam kampanyenya. Itu bukan Amerika," ujar Hillary.

Trump memasuki perdebatan berharap untuk membalikkan momentumnya yang memudar dalam pemilu yang hasil jajak pendapatnya makin menjauh darinya.

Pengusaha New York itu telah menyuarakan keprihatinan dengan mengklaim bahwa pemilu akan dicurangi untuk melawan dia. Trump mendesak pendukungnya untuk berpatroli ke tempat-tempat pemungutan suara di pusat kota untuk mencegah penipuan pemilih.

Kedua calon presiden yang bersaing itu melalui pembicaraan yang sulit tentang isu  aborsi, hak kepemilikan senjata, dan imigrasi dalam debat selama 90 menit. Keduanya kadang-kadang bereaksi dengan marah.

Pada kesempatan itu, Hillary mengatakan dia akan menaikkan pajak terhadap orang-orang kaya untuk membantu mendanai program pensiun jaminan sosial pemerintah AS. Namun, dia menilai bahwa Trump mungkin mencoba untuk menemukan jalan keluar untuk tidak membayar pajak yang lebih tinggi.

Membalas sindiran Hillary itu, Trump berkata, "Benar-benar seorang wanita jahat".