Palembang (ANTARA Sumsel) – Produksi kerupuk dan kemplang yang dihasilkan industri kecil di Kota Palembang selama sebulan terakhir jumlahnya menurun, akibat hujan yang terus mengguyur daerah itu.
Produksi makanan khas itu menurun hingga 40-50 persen dari kondisi normal, karena kerupuk dan kemplang tidak bisa di jemur, kata Thamrin (45) pemilik sentra produksi kerupuk kemplang di Kelurahan Sukabangun Palembang, Kamis.
Ia menjelaskan, produksi kerupuk kemplang tidak bisa dilakukan setiap hari, bahkan sempat beberapa hari meliburkan para pekerja karena hujan terus mengguyur beberapa hari terakhir.
"Pada hari biasa produksi di pabrik miliknya bisa mencapai 600 kilogram (kg), tetapi saat ini hanya kisaran 200-300 kg saja kemplang dengan bahan baku dari ikan kakap, ikan tenggiri, serta kerupuk mawar dan kerupuk super," katanya.
Ia mengaku, sekarang ini kesulitan menambah produksi kerupuk dan kemplang yang bahan bakunya dari tepung terigu dicampur dengan daging ikan sudah dihaluskan itu, padahal banyak pesanan harus dipenuhi, terkait dengan musim liburan dan akhir tahun tinggal dua bulan lagi.
Pesanan makanan khas Kota Palembang itu antara dari warga Kota Palembang sendiri dan luar daerah seperti Batam, Yogyakarta, Pati dan Bogor yang harus dipenuhi.
Menurut dia, sebenarnya ada alternatif lain untuk menanggulangi permasalahan musim hujan, yakni dengan membeli oven alat pengering kerupuk atau kemplang, akan tetapi harganya lumayan mahal dan berdasarkan hitung-hitungan justru bisa merugi.
Selain turunnya produksi, ia juga harus menghadapi naiknya harga kayu bakar sebagai bahan bakar memasak kerupuk dan kemplang sebelum dilakukan proses penjemuran, sehingga menambah beban produksi pabriknya.
"Saya tidak bisa berbuat banyak selain berharap agar hujan lebih banyak turun di malam hari, sehingga pada siang hari tetap bisa menjemur kerupuk dan kemplang produksinya," kata Thamrin.
Mengenai harga jual, masih normal untuk jenis kemplang kisaran antara Rp40 ribu hingga Rp65 ribu per kilogram. Sedangkan kerupuk kisaran Rp90 ribu hingga Rp120 ribu per kg.
Berita Terkait
Kebun PTPN VII Ogan Ilir siap pasok tebu berkualitas
Rabu, 17 April 2024 20:20 Wib
Kilang Pertamina Plaju pastikan suplai Avtur untuk penuhi aviasi arus balik
Sabtu, 13 April 2024 17:15 Wib
Satgas Rafi Kilang Pertamina Plaju kawal kelancaran produksi BBM
Sabtu, 6 April 2024 20:37 Wib
OKU Timur jadi penyumbang produksi Ikan Patin terbesar di Sumsel
Rabu, 27 Maret 2024 20:26 Wib
Kemenkumham Sumsel wujudkan lapas produktif melalui bimtekkegiatan kerja dan produksi
Selasa, 5 Maret 2024 19:52 Wib
Mentan kejar peningkatan produksi pangan lawan rawa di Sumsel
Jumat, 1 Maret 2024 14:28 Wib
Mentan tinjau pelaksanaan optimalisasi lahan di Banyuasin Sumsel
Jumat, 1 Maret 2024 14:26 Wib
Presiden: Jangan sampai gagal panen kurangi produksi dalam jumlah besar
Kamis, 29 Februari 2024 12:27 Wib