DKP: Nelayan Sumsel butuh modernisasi alat tangkap

id nelayan, ikan, Kelompok nelayan di Sumatera Selatan, modernisasi alat tangkap untuk meningkatkan pendapatan, janji Perum Perikanan Indonesia, hasil ta

DKP: Nelayan Sumsel butuh modernisasi alat tangkap

Ilustrasi (ANTARA FOTO)

....Pemodernisasian alat tangkap ini sangat penting untuk mendogkrak produksi perikanan tangkap yang ditargetkan naik 1.000 ton pada 2016....
Palembang (ANTARA Sumsel) - Kelompok nelayan di Sumatera Selatan membutuhkan modernisasi alat tangkap untuk meningkatkan pendapatan, kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan, Galamda Israk.

"Seharusnya alat tangkap modern seperti `fish finder` sudah digunakan nelayan di Sumsel, sehingga ketika melaut dapat mendeteksi kumpulan ikan," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumatera Selatan, Galamda Israk di Palembang, Senin.

Pemodernisasian alat tangkap ini sangat penting untuk mendogkrak produksi perikanan tangkap yang ditargetkan naik 1.000 ton pada 2016.

"Sejauh ini, nelayan di Sumsel hanya menggunakan alat tangkap yang pada umumnya digunakan seperti jaring, sementara untuk `fish finder` masih belum ada. Jika pemerintah pusat memiliki dana bantuan untuk nelayan, maka lebih baik dibelikan alat ini," kata Galamda.

Ia mengemukakan, hal ini lantaran mendapatkan informasi bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menyalurkan bantuan kapal kepada nelayan.

Sementara di Sumsel, jika diberikan kapal terbilang kurang efektif mengingat sebagian besar kelompok nelayan sudah menerima bantuan pada 2014.

"Jika dihitung-hitung, kelompok nelayan lebih membutuhkan alat tangkap dibandingkan kapal, jika pun diberikan kapal maka bingung akan diberikan ke siapa, karena sudah menerima bantuan semua dari dana alokasi khusus tahun 2014," kata Galamda.

Namun, jika tetap harus diberikan maka ia mengharapkan dapat disesuaikan kapal berkapasitas 10-30 GT, karena nelayan di Sumsel hanya melaut sampai Selat Bangka dengan waktu pelayaran dua hingga tiga hari.

"Sebaiknya melibatkan DKP di tingkat provinsi, jadi apa yang dibutuhkan dan bantuan diberikan dapat singkron," kata Galamda.

Pemberian beragam bantuan ini diharapkan mendongkrak produksi perikanan di Sumsel yang ditargetkan mencapai 99 ribu ton pada 2018 dengan memanfaatkan luas perairan umum dan daratan 2,5 juta hektare.

Sementara itu Kementerian Kelautan dan Perikanan berencana merealisasikan bantuan kapal ikan melalui koperasi nelayan sebanyak 3.345 unit pada April-Oktober 2016 dengan nilai Rp2,5 triliun.