YLKI nilai Sulut butuh swasta pasok listrik

id litrik, ylki, yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, mengundang investor, pihak swasta, defisit listrik perusahaan listrik negara

YLKI nilai Sulut butuh swasta pasok listrik

Ilustrasi - Jaringan PLN yang menentukan kehandalan listrik di daerah agar tetap nyala (ANTARA FOTO)

...."Banyak investasi yang masuk, mereka juga membutuhkan suplai listrik yang cukup banyak, ini harus diimbangi, makanya sudah perlu perusahaan listrik swasta (PLS)," ujarnya....
Manado, (ANTARA Sumsel) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulawesi Utara (Sulut) menilai pemerintah perlu mengundang investor atau pihak swasta untuk mengisi defisit listrik perusahaan listrik negara (PLN) di daerah tersebut.

Ketua YLKI Sulut Aldy Lumingkewas, Rabu mengatakan dengan masih adanya pemadaman listrik di Sulut menandahkan PLN butuh pasokan tambahan untuk menutupi kerusakan pembangkit yang menyebabkan terjadinya pemadaman.

"Saya kira sudah perlu pemerintah mendatangkan investor yang bergerak pada energi listrik. Paling tidak dapat mem-backup suplai listrik supaya tidak ada pemadaman lagi," kata Aldy di Manado, Rabu.

Hal ini dirasa perlu karena permintaan suplai listrik semakin bertambah dengan menjamurnya perumahan, pusat perbelanjaan hingga berdirinya  minimarket modern yang sudah tersebar dari kota hingga ke desa-desa.

"Banyak investasi yang masuk, mereka juga membutuhkan suplai listrik yang cukup banyak, ini harus diimbangi, makanya sudah perlu perusahaan listrik swasta (PLS)," ujarnya.

Sementara itu, dia menilai masih adanya pemadaman listrik tanpa pemberitahuan, turut menganggu pergerakan ekonomi serta pelayanan jasa pemerintahan, badan usaha, atau semua layanan yang bersentuhan dengan masyarakat.

"Tidak hanya dunia ekonomi yang terganggu, pelayanan kemasyarakat juga. Misalnya pembuatan kartu tanda penduduk, pelayanan di bank, apalagi pelayanan di rumah sakit. Coba bayangkan berapa kerugiannya," jelasnya.

Akademisi Universitas Negeri Manado Robert Winerungan mendukung adanya kompetitor dari PLN. Pasalnya dia menilai hingga saat ini hanay PLN yang memonopoli persediaan listrik di Sulut. Hanya saja kata dia, masuknya investor harus didikung dengan kemudahan berinvestasi.

"Memang kalau akan mengundang investor pemerintah perlu mempermudah berbagai perizinan, supaya akan mempercepat investasi yang masuk," katanya.

Menurut dia, mendatangkan investasi di sektor energi sudah sangat mendesak, dengan tujuan untuk menambah pasokan listrik. Pasalnya hal ini akan menjadi bagian dari pelayanan wisatawan domestik dan mancanegara yang sedang gencar masuk ke Sulut.

Kunjungan wisatawan trennya sedang bagus, katanya, tapi bagaimana ketika mereka sedang makan di restoran, atau sedang belanja di pusat perbelanjaan kemudian listrk padam.

"Inikan akan menjadi pengalaman buruk yang dapat dibawah wisatawan ke daerah atau negara asal mereka," tuturnya.

Oleh karena itu, dia merasa hal itu sudah dapat dipikirkan pemerintah untuk membagun daerah secara jangka panjang.

Mengingat listrik sudah menjadi bagian penting dalam pembagunan ekonomi daerah, termasuk untuk persiapan adanya pusat industri di kota Bitung.