Baturaja (Antarasumsel.com) - Para korban banjir di sejumlah desa di Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, kondisinya kini mulai terancam penyakit diare dan gatal-gatal.
Sementara sejauh ini masyarakat sangat membutuhkan bantuan berupa air bersih dan obat-obatan untuk mencegah kemungkinan terjadinya serangan penyakit tersebut, karena sanitasi air yang kotor, kata Kepala Desa (Kades) Kepayang H Sobari di Kepayang, Kamis.
Menurut dia, sekarang sudah disiapkan posko banjir untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dengan melibatkan aparat desa, dan petugas kesehatan.
Banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Peninjauan Ogan Komering Ulu (OKU) itu terjadi sejak Senin (28/11) akibat hujan deras cukup lama.
Selain akibat hujan deras cukup lama, juga dampak dari luapan Sungai Ogan, sehingga banyak rumah warga terendam banjir hingga setinggi satu meter, kata Sobari.
Ia mengemukakan, sejumlah desa yang terendam banjir hingga ketinggian air antara 50 centimeter hingga satu meter itu antara lain Desa Kepayang, Saung Naga dan Lubuk Rukam, Kecamatan Peninjauan.
Bahkan, akibat rendaman banjir yang sudah berlangsung sejak beberapa hari ini warga setempat mengeluhkan penyakit gatal-gatal dan kesulitan mendapatkan air bersih.
Parahnya lagi, dengan ketinggian air yang saat ini sudah mencapai satu meter mengakibatkan akses warga untuk keluar rumah terpaksa menggunakan perahu.
"Lebih dari 300 unit rumah yang terendam banjir dan saat ini air sungai belum ada tanda-tanda surut, dikhawatirkan jika air terus naik, warga akan kesulitan air bersih," katanya.
Dari beberapa dusun yang ada di wilayah Desa Kepayang sedikitnya ada empat dusun paling parah terendam banjir, yakni Dusun 2, 3, 4, dan Dusun 5.
Menurut warga Desa Saung Naga, Rudi akibat tingginya debit air, warga terpaksa menggunakan perahu kayu untuk melakukan aktifitas.
Sementara, luapan banjir juga melanda beberapa desa di wilayah tetangga eks Kecamatan Peninjauan yang telah dimekarkan yakni Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya (KPR).
Informasi di himpun di lapangan, banjir mulai terjadi sejak Senin (28/11) sore hingga saat ini, akibat luapan sungai dari dua desa yang terendam paling parah yakni Desa Lubuk Kemiling dan Desa Kampai.
Akibat tingginya luapan banjir, beberapa sekolah di desa tersebut murid dan gurunya terpaksa diliburkan sejak Rabu (30/11).
"Debit air saat ini masih terus naik, dan ada dua sekolah yang diliburkan, yakni SDN Desa Kampai dan SDN Desa Lubuk Kemiling, kata Camat KPR, Yoyin Arifianto melalui Sekcam Halim Burni, saat meninjau situasi banjir di Kecamatan KPR.
Sedangkan untuk wilayah Kecamatan KPR sendiri ada enam desa yang terendam banjir, yakni Desa Bunglai, Kedaton, Rantau Panjang, Kampai, Lubuk Kemiling dan Suka Pindah.
Berita Terkait
Sekretaris nonaktif MA Hasbi Hasan klaim dirinya korban, bukan penerima suap dan gratifikasi
Kamis, 28 Maret 2024 15:17 Wib
Membedah KDRT dan upaya memutuskan rantainya sejak dini
Rabu, 27 Maret 2024 14:45 Wib
Korban banjir meninggal di Bandung Barat bertambah jadi empat orang
Rabu, 27 Maret 2024 11:03 Wib
11 korban longsor di Bandung Barat dinyatakan hilang
Senin, 25 Maret 2024 22:55 Wib
Tim gabungan evakuasi korban tertimbun longsor di Ciparigi dan Sempur
Senin, 25 Maret 2024 10:21 Wib
TNI sebut korban penganiayaan adalah anggota KKB
Sabtu, 23 Maret 2024 23:44 Wib
Jumlah korban tewas akibat serangan di Moskow bertambah jadi 133 orang
Sabtu, 23 Maret 2024 22:44 Wib
Balita perempuan hanyut saat ikut ayahnya mancing di sungai
Senin, 18 Maret 2024 0:30 Wib