Universitas Muhammadiyah Malang pesta film anak

id film, pesta film anak-anak

Universitas Muhammadiyah Malang pesta film anak

Ilustrasi (Antarasumsel.com/Grafis/Parni)

....Dengan dibuatnya tugas praktikum produksi film anak-anak ini, diharapkan semua mahasiswa bisa paham bahwa perfilman di Indonesia harus dibenahi....
Malang (Antarasumsel.com) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar pesta film anak untuk menjawab minimnya tayangan film anak-anak di televisi Indonesia yang didominasi film atau sinetron dewasa.

Dosen pembimbing praktikum audio visual (AV) 1 Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UMM, Novin Farid Setyo Wibowo, Kamis mengemukakan dirinya terus mendorong mahasiswanya agar lebih banyak memproduksi dan mempromosikan film anak bagi khalayak.

"Produksi film anak karya mahasiswa yang diputar dalam pergelaran pesta film anak ini ada 17 judul. Tidak hanya anak-anak saja yang diberi kesempatan menyaksikan, tetapi para orang tua dan masyarakat umum," kata Novin di sela pemutaran film anak di Taman Bougenville Taman Rekreasi Sengkaling, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Menurut Novin, televisi Indonesia masih belum mampu menghadirkan film anak yang berkualitas, artinya film itu benar-benar memberikan edukasi kepada anak tentang kehidupan. Tayangan yang ada di televisi sekarang ini, sebagian besar adalah sinetron yang melibatkan aktor anak tanpa ada nilai edukasi bagi anak itu sendiri.

"Hampir tidak ada film atau tayangan yang benar-benar menargetkan anak-anak sebagai penontonnya. Tayangan televisi hanya menampilkan judulnya saja yang terkesan anak-anak, namun bertolak belakang dengan judulnya, isi film tersebut malah menggambarkan kehidupan orang dewasa seperti pacaran, kekerasan dan sebagainya," ucapnya.

Dengan dibuatnya tugas praktikum produksi film anak-anak ini, kata Novin, diharapkan semua mahasiswa bisa paham bahwa perfilman di Indonesia harus dibenahi. Salah satunya dengan menghidupkan kembali film anak.

Dalam pratikum AV 1 itu ada 176 mahasiswa yang terbagi dalam 17 kelompok mengangkat isu yang beragam tentang anak. Pesta film anak itu mengangkat tema "Mengembalikan Identitas Anak Bangsa dari Modernitas Perfilman".

Tema tersebut, kata Novin, menjelaskan bahwa tayangan televisi yang semakin modern, sedikit demi sedikit menggeser kebiasaan anak dalam kesehariannya.

"Pesta film anak ini sebagai pemantik awal yang akan dijadikan patokan untuk praktikum selanjutnya. Ke depan, praktikum AV 1 akan didesain seperti ini, dimana mahasiswa ditugaskan membuat film yang mengangkat sejarah dan kearifan lokal yang tetap dalam lingkup dunia anak," paparnya.

Salah satu judul yang ditayangkan adalah "Ngider". Film ini mengangkat isu asyiknya mencari Tunjangan Hari Raya (THR) bagi anak kecil.

Ariel Pratama Effendi, salah satu kru film Nginder menjelaskan, pada saat Lebaran anak-anak akan berkumpul untuk berkeliling meminta THR sembari berjabat tangan dan bermaaf-maafan ke setiap rumah.  

"Dengan mengangkatt ema ini, harapan kami tradisi memaafkan saat Lebaran tetap terjaga dan penonton bisa lebih paham makna Lebaran melalui media film," ujar mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 5 ini.