PPP bidik pemilih pemula untuk pemili 2019

id ppp, Partai Persatuan Pembangunan, Romahurmuziy, Pemilu, calon presiden tunggal, perhelatan pemilu

PPP bidik pemilih pemula untuk pemili 2019

M. Romahurmuziy. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Jakarta (Antarasumsel.com) - Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy menegaskan partainya membidik pemilih pemula untuk menjaring suara pada Pemilu 2019, karena potensinya sangat besar sehingga parpol ini intensif menggarap kantong-kantong suara pemuda.

"Sepertiga dari pemilih pada 2019 adalah para pemula sehingga PPP fokus menggaet mereka," kata Romahurmuziy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan dirinya akan memberikan kuliah umum di beberapa universitas di Provinsi Jawa Timur seperti di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung pada Jumat (31/3) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Malang pada Sabtu (1/4).

Romi mengatakan dirinya juga akan memberikan arahan bagi pelatihan kepemimpinan tingkat madia sekaligus pelatihan media sosial untuk kader muda PPP se-Jawa Timur.

"Semua kegiatan tersebut bukannya tanpa alasan namun bertujuan untuk menjaring suara bagi PPP dari kalangan muda. Utamanya dari pemilih pemula untuk pemilihan legislatif dan pemilihan presiden pada 2019 nanti," ujarnya.

Dia menjelaskan pemilih pemula adalah mereka yang pada Pemilu 2019 berumur minimal 17 tahun dan maksimal 22 tahun. Menurut dia, untuk yang berusia 17 tahun pada 2019, berarti mereka yang lahir pda tahun 2002 dan yang 22 tahun berarti dia baru lahir tahun 1997.

"Itu artinya mereka tidak mengalami masa-masa Pak Harto pada waktu diturunkan, bagaimana penindasan orde baru, bagaimana situasi politik represif pada waktu itu, bagaimana penindasan, tuntutan reformasi yang tidak mereka alami," katanya.

Romi menjelaskan mereka hanya mengalami situasi politik hari ini yaitu terdapat 12 partai politik dan di parlemen hanya ada 10 parpol serta tiap partai dicitrakan dengan kondisinya sekarang. Dia menilai pemilih muda tidak pernah mengalami masa-masa sulit berpolitik seperti pada masa orde baru.

"Tidak pernah ada cerita bahwa menjadi politisi pada zaman orba itu beresiko nyawa, diserang, penjara," katanya.

Karena itu menurut Romi, PPP harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan perkembangan percaturan politik di negeri ini.

Dia menekankan bahwa pemilih pemula akan memberikan kontribusi kurang lebih sekitar 30 persen di Indonesia dan apa yang dilakukan PPP dalam rangka menyesuaikan irama partainya dengan irama pemilih-pemilih pemula.