Ogan Komering Ilir lokasi kunjungan Bonn Challenge

id Ogan Komering Ilir, Bonn Challenge, kawasan Sepucuk, delegasi pertemuan Menteri, Iskandar

Ogan Komering Ilir lokasi kunjungan Bonn Challenge

Iskandar (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/den)

Kayuagung (Antarasumsel.com) - Pemkab Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan menyiapkan kawasan Sepucuk, Kayuagung, untuk menjadi lokasi kunjungan delegasi pertemuan Menteri Lingkungan Hidup Dunia "Bonn Challenge" 2017.

Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Iskandar di Kayuagung, Jumat, mengatakan 40 delegasi negara asing yang akan menghadiri The 1st Asia Bonn Challenge High Level Meeting pada 9-10 Mei mendatang akan diajak ke kebun plasma nutfah sepucuk Kayuagung pada tanggal 9 Mei 2017.

"Kabupaten OKI bersiap untuk menerima peserta yang mencapai 250 orang," kata dia.

Lokasi plasma nutpah sepucuk sebagai salah satu agenda Bonn Challange karena menjadi lokasi pencontohan pelestarian tanaman lokal di hutan buatan.

Model ini dianggap menjadi salah satu yang berhasil dilakukan Indonesia.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan terpilihnya Sumatera Selatan sebagai lokasi penyelenggaraan karena tak lain peran penting yang ditunjukkan pada Bonn Challenge II di Bonn, Jerman, Maret 2015.

"Saat itu saya bicara, mengapa pertemuan membahas mengenai lingkungan ini diselenggarakan di Kota Bonn yang dikenal sebagai kota sangat cantik, bersih, dan banyak gedung indah berusia ratusan tahun. Mengapa tidak dilaksanakan di suatu kota yang benar-benar lingkungannya sudah terancam," kata Alex.

Ia melanjutkan, jika saja pertemuan ini digelar di Sumatera Selatan maka para peserta akan dibawa langsung untuk menyaksikan suatu kawasan rusak terbakar dengan binatang seperti harimau dan gajahnya yang hampir punah.

Dengan begitu para peserta akan benar-benar merasakan bagaimana dampak dari kerusakan lingkungan.

"Ternyata, omongan saya itu direspon positif dan Palembang pun ditunjuk sebagai penyelenggara yang ke-3," kata mantan Bupati Musi Banyuasin ini.

Sumatera Selatan merupakan provinsi perintis di Indonesia yang menginisiasi model pengelolaan lanskap/ekoregion berbasis ekosistem hutan dalam konsep `green growth depelovment`.

Provinsi ini menarik perhatian dunia internasional pada 2015 karena terjadi kebakaran hutan dan lahan yang hebat dengan menghanguskan 736.563 hektare.