Lury Alex rancang wira usaha perempuan

id lury elza alex, usaha perempuan, asosiasi kelompok usaha, umkm,

Lury Alex rancang wira usaha perempuan

Lury Elza Alex (Antarasumsel.com/17/Indra Goeltom)

....Melihat perkembangan kelompok usaha perempuan seperti Hidup Segan Mati Tak Mau....
Kelompok-kelompok usaha mikro kecil dan menengah yang digeluti kaum perempuan di Sumsel selama ini belum banyak mendapat perhatian, bimbingan, dan dukungan permodalan baik dari pihak pemerintah maupun perusahaan swasta untuk mengembangkan usahanya menjadi produktif.

Dampaknya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dilakukan kalangan perempuan itupun menjadi kurang produktif untuk mengangkat usaha peningkatan keluarga sejahtera (UPPKS).

Melihat perkembangan kelompok usaha perempuan seperti "hidup segan mati tak mau" membuat sang motivator Yayasan Salsabila Community Palembang, Lury Eza Alex merasa terpanggil untuk mencurahkan perhatian dan pemikiran bagi kaum perempuan.   

Lury, juga putri Alex Noerdin (Gubernur Sumatera Selatan) yang kini menjabat Ketua Badan Pimpinan Daerah Asosiasi Kelompok Usaha (BPD AKU) Sumsel telah merancang bersama forum kesejahteraan sosial bagaimana caranya menjadikan usaha perempuan menjadi produktif dan berkembang menjadi industri kreatif.

"Untuk mengangkat pertumbuhan kelompok usaha perempuan ini tentu butuh pembinaan dan modal. Oleh karena itu kami sedang merancang perkembangannya bekerja sama dengan sejumlah perusahaan besar yang memiliki dana pembinaan (CSR)," kata alumni Diklat Lemhanas tahun 2010 dan duta anti narkoba Sumsel ini.

Menurut dia, salah satu perusahaan di Palembang yang akan menjalin kerja sama dengan pihaknya adalah PT Artha Graha Group.

"Mudah-mudahan kerja sama kami dengan PT Artha Graha bisa berjalan sesuai harapan," ujarnya. Bentuk pembinaan kepada kelompok usaha perempuan itu dengan menggulirkan bantuan modal secara bergulir.
Kelompok usaha perempuan di Sumsel akan didata secara akurat agar alokasi dana bantuan benar-benar tepat sasaran.

"Saya pun akan terus terjun ke lapangan sehingga tidak hanya menerima laporan dari anggota atau petugas pendataan," kata dia,  usaha perempuan di Sumsel cukup potensial seperti kerajinan songket, ukiran khas Palembang, dan usaha kuliner empek-empek, dan sebagainya .

Di sisi lain Lury mengakui merasa terpanggil atau kembali ke Palembang setelah lama berada di luar Sumsel, bukan lantaran sosok kebesaran ayahnya Alex Noerdin, tetapi adalah sebagai seorang profesional untuk berbagi ilmu dan pengalaman bagi masyarakat yang membutuhkan.

"Saya memiliki karakter sendiri, walaupun harus diakui itu berkat bimbingan orang tua agar anaknya bisa mandiri dan pekerja keras. Dan saya bukan mendompleng, tapi pemikiran dan pekerja keras ayah selama ini menjadi acuan bagi saya," kata Lury. (I016)