Pertamina bantah batasi penjualan premium di Aceh

id pertamina, premium, pembatasan penjualan bbm, BBM nonsubsidi, Anditya Anwar

Pertamina bantah batasi penjualan premium di Aceh

Ilustrasi (ANTARA FOTO)

Kutacane, Aceh Tenggara (Antarasumsel.com) - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Sumatera Bagian Utara membantah, telah melakukan pembatasan terhadap penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium di Aceh.

"Memang (BBM) Premium itu sebenarnya bukan diperlambat, atau bagaimana. Tapi, kami prioritaskan BBM nonsubsidi," papar Sales Representative PT Pertamina MOR I Sumbagut Wilayah Aceh, Anditya Anwar di Kutacane, Rabu.

Dia berkata, pihaknya mulai tahun ini lebih memprioritaskan pengiriman dari terminal BBM baik di wilayah Aceh, maupun di Sumatera Utara untuk bahan bakar yang tidak disubsidi oleh pemerintah.

Seperti bahan bakar bensin yang dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Aceh yakni jenis Pertalite kadar oktan 90, lalu Pertamax kadar oktan 92 dan 95, serta bahan bakar diesel yaitu Dex dan Dexlite.

"Jadi, kita keluarkan dulu Pertalite dari terminal BBM. Dan kita jaga terus, agar BBM nonsubsidi ini tidak cepat habis di SPBU," katanya.

Pihaknya mengakui, dari pengalaman beberapa kejadian SPBU di Provinsi Aceh termasuk di Kabupaten Aceh Tenggara, BBM jenis Pertalite sering mengalami kekosongan, sehingga konsumen terus mencari.

"Premium tersedia, sementara Pertalite kosong. Itu makanya, dari pada dapat keluhan muncul masyarakat, lebih baik kita salurkan dengan selalu SPBU jaga," ucap Anditya.

Dari pantauan di lapangan, beberapa pengendara yang sudah terlanjur datang ke SPBU di Kutacane, Aceh Tenggara, ada yang memilih untuk mengisi BBM nonsubsidi dan memilih pulang.

Terdapat tiga SPBU dengan kondisi Premium cepat habis yakni di jalan lintas Kutacane-Blangkejeren, jalan lintas Kutacane-Medan yaitu Lawe Desky, dan Lawe Kihing. Sedangkan satu SPBU di Kuning, tidak beroperasi.

"Tak ada Premium pak, tadi malam sempat datang. Tapi katanya, pagi ini sudah habis. Karena tidak ada pilihan lain, jadi terpaksa saya beli Pertalite," beber Togop (53).

Data PT Pertamina MOR I Sumbagut tahun 2016 menyebut, migrasi BBM non penugasan pemerintah atau PSO di wilayah Aceh masih 35:65 persen, Sumut 50:50 persen, Sumbar 55:45, dan Riau 60:40 persen.

"Rata-rata konsumsi BBM non PSO saat ini di Riau 60:40 persentasenya. Sebelumnya di angka 80:20," ucap General Manager PT Pertamina MOR I Sumbagut, Romulo Hutapea.

Ia menceritakan, konsumsi Premium masih tinggi sekitar 60 persen, dan 40 persen sudah nonsubsidi mulai dari jenis Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo.