Percepatan pembangunan LRT Palembang jelang Asian Games

id lrt, kerta api ringan, Asian Games, teknologi, cina, transportasi, kemacetan, palembang, sumsel

Percepatan pembangunan LRT Palembang jelang Asian Games

Dokumentasi- Foto udara pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Zona Ampera pembangunan LRT Palembang, Sumatera Selatan. (Antarasumsel.com/Nova Wahyudi/dol/17) ()

....Proyek bernilai Rp7,2 triliun tidak sepenuhnya berjalan mulus karena sejumlah kecelakaan kerja terjadi....
Palembang (ANTARA Sumsel) - Pembangunan jalur kereta api dalam kota Light Rail Transit Palembang paling disorot selama persiapan Sumatera Selatan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII/2018.

LRT Palembang yang mengadopsi teknologi asal Tiongkok ini mulai dikerjakan sejak akhir tahun 2016 dengan target selesai pada enam bulan sebelum perhelatan Asian Games.

Proyek bernilai Rp7,2 triliun tidak sepenuhnya berjalan mulus karena sejumlah kecelakaan kerja terjadi.

Pada 1 Agustus 2017, grider baja LRT dan crane menimpa rumah warga di zona pembangunan kawasan Jakabaring yang menyebabkan beberapa orang terluka.

Kemudian dua pekerja pembangunan Light Rail Transit (LRT) tewas pada Jumat (4/8) dini hari, dalam kecelakaan kerja karena terjatuh dari tiang penyangga proyek.

Jatuhnya crane proyek LRT di sisi jembatan layang Jakabaring itu, menjadi salah satu kecelakaan kerja terburuk sepanjang megaproyek berlangsung meski tidak ada korban jiwa.

Insiden di zona lima proyek LRT Palembang tersebut langsung diselidiki oleh konsultan dari dua negara yang ahli di bidang konstruksi kereta api ringan.

Menurut Kepala Humas Pembangunan LRT Sumsel Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Muhammad Muzakki, dua konsultan yang berpengalaman di bidang konstruksi LRT, yaitu konsultan dari Jepang dan Australia langsung menyelidikinya.

"Mereka dilibatkan untuk mengetahui penyebab dan penanganan kecelakaan tersebut," kata dia.

Langkah pengendalian yang sudah dilakukan adalah mengisolasi lokasi. Salah satunya dengan memindahkan penghuni rumah yang tertimpa crane tersebut ke lokasi lainnya.

Pihaknya juga tetap mengutamakan keselamatan para pengguna jalan di sepanjang jalur LRT.

Selain memastikan kejadian serupa tidak terulang, menurut Muzakki, pemerintah juga menggelar evaluasi lapangan. Salah satunya melakukan persiapan di area yang rentan longsor dan mendapat curah hujan tinggi pada pertengahan tahun. Saat itu, landasan dua crane yang hendak mengangkat dan menurunkan steel box LRT Palembang miring.

"Saat posisi kurang dari 30 cm salah satu crane mengalami ambles tanah, sehingga dua crane tidak seimbang. Lalu, boom (belalai) salah satu crane patah dan membuat crane lainnya terguling dan steel box girder jatuh mengenai rumah warga," kata dia.

Menteri Negara BUMN Republik Indonesia Rini M Soemarno menekankan agar PT Waskita Karya selaku general kontraktor megaproyek LRT Palembang serius dalam bekerja.

Hal itu berkaitan dengan banyaknya insiden sampai tewasnya pekerja di lapangan.

"Saya turut prihatin dan berduka cita, ini yang saya tekankan agar Waskita benar-benar memperhatikan kerja, jangan ada lagi insiden kecelakaan," ujar Rini saat melakukan kunjungan kerja ke stasiun LRT Jakabaring, Jumat (4/8).

Kepala Proyek LRT Palembang Masudi mengakui pihaknya sudah memberikan standar operasional dalam bekerja di lapangan. Namun insiden jatuhnya dua pekerja tentu di luar perkiraan.

"Imbauan banyak kami pasang di lokasi untuk `safety first` bagi pekerja, mungkin faktor lainnya karena tidak bisa bekerja di siang hari," kata dia.

Menurut keterangan saksi pada saat crane sedang membawa peralatan ke atas berupa mesin potong besi, travo las, besi ulir, saat akan diletakkan, tiba-tiba alat mesin potong besi jatuh dan diikuti oleh pekerja LRT.



Lebih cepat

Di tengah berbagai persoalan, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mengapresiasi kerja cepat pemangku kepentingan proyek transportasi massal Light Rail Transit (LRT) atau kereta ringan di Palembang.

Apresiasi ini diberikan kepada kontraktor PT Waskita Karya dan konsultan pengawas Konsorsium SMEC Internasional dan Oriental Consultant.

Menurut Direktur Proyek Sektor Transportasi KPPIP Dwianto Eko Winaryo, PT Waskita terbilang ngebut saat menggarap konstruksi LRT Palembang yang membentang 23,4 kilometer dari stasiun pertama di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dan berujung di Jakabaring Sport City (JSC).

Targetnya, bisa selesai kurang dari tiga tahun pada Juni 2018 atau lebih cepat dua bulan dari target awal. Per 21 Juli 2017 atau 1,5 tahun sejak dimulai Oktober 2015, progres atau perkembangan tahap konstruksi proyek senilai Rp 12,5 triliun itu sudah mencapai 46,68 persen.

"Ini bisa dibilang cukup cepat," kata dia.

Dwi menambahkan demi mempercepat pengerjaan konstruksi, khususnya dalam pekerjaan slab track, Waskita menurunkan tujuh tim tambahan yang bekerja selama 24 jam. Total akan ada sembilan tim diturunkan dengan jumlah pekerja mencapai sekitar 1.400 orang.

Selain karena kerja tim Waskita, cepatnya pengerjaan proyek LRT Palembang juga didukung faktor lain, seperti tidak adanya permasalahan klasik dalam pengadaan lahan, juga adanya dukungan penuh dari Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang dalam urusan kebijakan dan perizinan.

"Kami harapkan dengan percepatan ini bisa ada akselerasi," ujar Dwi.

Sementara itu, Suranto selaku Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan LRT Sumsel dari Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan percepatan ini dapat terjadi lantaran juga ada Peraturan Presiden dan Keputusan Presiden tentang proyek strategis nasional.

Penunjukan konsultan dan penugasan kontraktor plat merah yang menggarap konstruksi tidak menggunakan pelelangan seperti dalam Perpres Nomor 54/2010.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Sumsel juga sigap dalam membantu penyelesaian persoalan lahan.

LRT Palembang sendiri termasuk dalam 37 proyek prioritas yang konstruksinya digarap perusahaan BUMN PT Waskita Karya. Jalur LRT melintasi pusat Kota Palembang terdiri atas 13 stasiun, satu depo, dan sembilan gardu listrik.

Kementerian Perhubungan menjadi penanggung jawab proyek yang target awal penggunaannya untuk mendukung Asian Games 2018.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin memastikan pembangunan LRT selesai sebelum berlangsungnya perhelatan Asian Games 2018.

"Mudah-mudahan awal tahun sudah ada uji coba jalur relnya," kata Alex.

Wakil Kepala Divisi II Waskita Karya Pius Sutrisno mengatakan jika LRT yang tengah dibangun ini sudah beroperasi, kecepatannya bisa mencapai 100 km per jam. Namun realisasi kecepatan maksimal bisa 85 km per jam.

Lebar jalan rel dapat mencapai 1.067 mm, sedangkan untuk stasiun terdapat sedikitnya 13 stasiun ditambah sembilan substasiun.

Sejauh ini, progres pengerjaan LRT ditargetkan memakan waktu selama 2,5 tahun, sejak 21 Oktober 2015 sampai 30 Juni 2018 .

"Pengerjaan LRT di Sumsel paling cepat di dunia, ini adalah proyek roket. Biasanya memakan waktu 4 tahun, di Sumsel hanya 2,5 tahun," kata Pius.

Kota Palembang, Sumatera Selatan, harus berjibaku dalam sejumlah pembangunan infrastruktur selama dua tahun ke depan untuk menunjang peran sebagai tuan rumah Asian Games 2018.

Kondisi ini berbeda dengan ibu kota negara, Jakarta, yang dibebani perbaikan dan pembuatan arena baru cabang olahraga, plus wisma atlet.

Salah satu proyek infrastruktur yang sangat menguras tenaga dan pikiran, yakni pembangunan jalur kereta api ringan (Light Rail Transit) sejauh 22,4 kilometer.

Infrastruktur modern ini akan memberikan akses bebas hambatan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, tempat berada belasan arena olahraga berstandar internasional.

Menyelesaikan LRT ini tentunya bukan pekerjaan mudah karena dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak untuk saling berkoordinasi agar bisa selesai tepat waktu.

Namun, berbekal keberhasilan mewujudkan Kompleks Olahraga Jakabaring dalam 11 bulan ketika menjadi tuan rumah SEA Games 2011, Sumsel sangat optimistis dapat menyelesaikan LRT sesuai dengan rencana. ***3***



(T.D019/B/M029/M029) 20-08-2017 13:42:41