Persaingan ketat Semen Baturaja genjot efisiensi

id Semen Baturaja, Rahmad Pribadi, bahan bangunan, persaingan, bumn

Persaingan ketat Semen Baturaja genjot efisiensi

Direktur Utama Semen Baturaja, Rahmad Pribadi (kanan), bersama Dirut LKBN Antara, Meidyatama Suryadiningrat (kiri). (ANTARA/Afut Syafril)

Palembang (ANTARA Sumsel) - PT Semen Baturaja (Persero) fokus meningkatkan efisiensi pada tahun 2017 untuk memenangkan persaingan industri semen terutama di wilayah Sumatera Bagian Selatan.

Direktur Utama PT Semen Baturaja (Persero) Rahmad Pribadi di Palembang, Kamis, mengatakan, perusahaan memiliki target ambisius nilai efisiensi hingga akhir tahun mencapai Rp100 miliar.

"Efisiensi dilakukan melalui berbagai langkah, seperti mengurangi faktor clinker dan penghematan energi melalui penggunaan batu bara dengan kalori yang lebih rendah 4.500 dan 5.500 kilo kalori (kkal/kg)," kata dia.

Untuk itu telah dilakukan kontrak pengadaan batubara jangka panjang hingga 2020 dan penggunaan tarif listrik yang lebih murah.

Ia mengatakan efisiensi juga dilakukan pada biaya distribusi dan logistik yang diwujudkan dengan mengandeng perusahaan angkutan kereta api PT KALOG (Kereta Api Logistik).

Sejak 31 Juli 2017, perusahaan ini mengangkut semen produksi PT Semen Baturaja melalui rute Stasiun Tiga Gajah (Baturaja), menuju Stasiun Tegineneng (Lampung) sejauh 191 Km dan Stasiun Pidada (Lampung) sejauh 227 Km.

Di Stasiun Tegineneng juga akan disiapkan gudang "buffer stock" untuk distribusi semen.

"Selain rute tersebut, perusahaan juga sebelumnya telah menjalin kerja sama angkutan untuk rute ke Palembang serta Lubuk Linggau," kata dia.

Terkait dengan ekspansi pasar, perusahaan menargetkan pembukaan pasar baru seperti di Jambi dan Bengkulu. Hingga Juni 2017, angka penjualan di Jambi dan Bengkulu telah tumbuh menjadi 20.338 ton dan 15.338 ton.

Hingga akhir tahun, perusahaan menargetkan toyal volume penjualan semen mencapai 2.011.198 ton dan pendapatan sebesar Rp1,83 triliun atau masing-masing tumbuh 23 persen dan 20 persen dibanding tahun.

Sedangkan pendapatan sebelum pajak (ebitda) mencapai Rp580 miliar atau tumbuh 38 persen jika dibanding tahun 2016.