AS (Antara/Reuters) - Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, meminta maaf karena medan gaul karyanya itu digunakan untuk menimbulkan perpecahan, dalam unggahan menandai akhir Yom Kippur, hari libur penebusan dosa bagi Yahudi pada Sabtu.
"Karena karya saya digunakan untuk menimbulkan perpecahan ketimbang menyatukan kita bersama, saya meminta maaf dan saya akan berusaha lebih baik," kata Zuckerberg dalam unggahan tersebut.
Dia tidak menunjuk pada masalah tertentu dalam pesan tersebut, yang muncul saat Facebook dan perusahaan teknologi lain berada di bawah pengawasan ketat di tengah penyelidikan Amerika Serikat mengenai kemungkinan keterlibatan Rusia dalam kampanye pemilihan Presiden AS pada 2016.
Pada 6 September, Facebook menemukan kegiatan berpusat di Rusia, yang menghabiskan 100 ribu dolar untuk ribuan iklan AS guna menyebarkan pesan sosial dan politik dengan tujuan memecah belah dalam dua tahun hingga Mei.
Facebook mengatakan pihaknya menemukan 3.000 iklan dan 470 akun "tidak autentik" serta beberapa halaman yang menyebarkan pandangan yang memecah belah penggunanya mengenai topik imigrasi, ras dan hak pecinta sesama jenis.
Facebook meluncurkan perombakan tentang penanganan iklan politik berbayar, setelah anggota parlemen AS mengancam mengatur jaringan medan gaul tersebut atas iklan rahasia selama kampanye pemilihan presiden tersebut.(Uu.KR-DVI)
Berita Terkait
Aplikasi WhatsApp kini punya fitur transfer dari Android ke iPhone
Rabu, 15 Juni 2022 14:57 Wib
Kemarin sita perhatian mulai Zuckerberg rugi 29 miliar dolar hingga ekonomi Bali bangkit
Sabtu, 5 Februari 2022 8:45 Wib
Zuckerberg rugi 29 miliar dolar dalam sehari karena saham Meta jatuh
Jumat, 4 Februari 2022 8:58 Wib
Sehari Zuckerberg rugi 29 miliar dolar, Bezos untung 20 miliar dolar
Jumat, 4 Februari 2022 8:48 Wib
Facebook habiskan 23 juta dolar untuk keamanan CEO Mark Zuckerberg
Minggu, 11 April 2021 13:07 Wib
Gomez keluhkan ujaran kebencian di media sosial pada Zuckerberg
Minggu, 20 September 2020 17:02 Wib
Zuckerberg kehilangan 7 miliar dolar akibat boikot pengusaha Amerika terhadap Facebook
Minggu, 28 Juni 2020 12:36 Wib
Ilmuwan minta Facebook hapus unggahan Presiden Trump yang menghasut
Minggu, 7 Juni 2020 10:48 Wib